Selasa, 31 Mei 2016

Kronologi Kerusuhan Lapas di Gorontalo


GULA77 -  Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Gorontalo rusuh pada Rabu dini hari, 1 Juni 2016. Seorang polisi ditikam napi yang belum diketahui identitasnya dalam peristiwa itu. Polisi yang ditikam terluka pada kedua pahanya. Polisi yang hendak menangkap pelaku justru diserang para narapidana yang membalas dengan lemparan batu dan bom molotov. Kerusuhan itu dipicu kejadian penikaman penghuni Lapas pada Selasa malam. Berdasarkan informasi yang dihimpun, seorang napi menikam seorang polisi yang sedang mengawal tahanan dimasukkan ke dalam lapas itu.

Polisi yang hendak menangkap napi itu justru diserang napi lain. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Gorontalo, Agus Subandiyo, menjelaskan pemicu kerusuhan itu pecah. Awalnya, sebanyak 20 tahanan Kejaksaan Negeri Limboto masuk ke dalam Lapas pada Rabu petang, setelah mereka menjalani sidang. Seharusnya, sesuai prosedur, mereka diantar petugas Kejaksaan dan dikawal aparat Kepolisian. Ternyata para tahanan itu masuk Lapas hanya dikawal polisi dan tanpa didampingi petugas Kejaksaan.

Ketika aparat masuk ke Lapas, dua di antara polisi itu tak sengaja bersenggolan dengan seorang narapidana bernama Edi Nurkamidi. Dia baru kembali dari mengambil obat di Poliklinik Lapas. “Terjadi adu mulut, dan Polisi tersebut sempat menendang tahanan itu, kemudian seketika itu juga Polisi tersebut dikeroyok oleh warga binaan dan sempat terluka, yang diduga (dilukai) menggunakan sanjata tajam,” kata Agus Subandiyo. Kepala Lapas Gorontalo, Fernando, segera berkoordinasi dengan Polda Gorontalo agar dikerahkan lebih banyak personel untuk meredam kerusuhan itu.

Situasi sempat terkendali setelah aparat Brigade Mobile (Brimob) dan Satuan Sabhara Polda Gorontalo datang ke Lapas. Setelah situasi benar-benar aman dan para warga binaan alias narapidana sudah terkunci, pasukan Polisi bergerak ke dalam Lapas untuk menjemput tahanan yang bersenggolan dengan aparat itu. “Ketika Polisi akan masuk ke Lapas, ternyata sebagian besar warga binaan sudah berada di luar kamar di sekitar blok untuk berhadap-hadapan dan melawan petugas Kepolisian,” ujar Subandiyo. Aparat Brimob dan Sabhar masih berjaga-jaga di luar tembok Lapas hingga Rabu dini hari. Tetapi para narapidana belum dapat dimasukkan ke kamar masing-masing.(Viva)

Gadis Garut Diperkosa
Jackie Chan Nyaris Tewas
Ratchanok Intanon Minta Maaf






Senin, 30 Mei 2016

Bocah 12 Tahun Nyaris Jadi Santapan Ular Piton Raksasa


GULA77 -  Seorang bocah lelaki di Desa Dodafa Kabupaten Halmahera Timur Maluku Utara nyaris dimangsa oleh ular piton berukuran panjang tujuh meter, Senin, 30 Mei 2016. Kesaksian Alfian, bocah yang masih duduk di bangku sekolah dasar, ular piton raksasa itu muncul saat ia hendak menuju sungai bersama ibunya untuk mengambil air minum. Kata Alfian, ular besar itu tiba-tiba muncul dari samping kirinya dengan kepala setengah terangkat hendak menyerang.

"Saya langsung bataria (berteriak) saya punya mama, kalau ada ular besar di jalan mau gigit saya jadi mama jangan dulu jalan kamari," ujarnya sembari mempraktikan caranya menghindari dari ular piton besar tersebut. Mendengar informasi itu, warga setempat pun berupaya menangkap ular berukuran besar tersebut. Sempat terjadi perlawanan. Namun beruntung, ular tak berbisa itu berhasil ditaklukkan dengan campuran aroma bawang putih dan tembakau.

Epson Harbata, paman Alfian, mengatakan bila di kawasan hutan desanya memang banyak bersarang ular piton. Bahkan pengakuan warga ada yang lebih besar dari yang ditangkap warga saat ini. "Kejadian ini sudah berulang kali. Ada warga yang pergi ke kebun mendapati ular seperti ini dan jauh lebih besar dari pada ular yang tong tangkap," katanya.(Viva)





Sabtu, 28 Mei 2016

Lokalisasi Jadi Target Pemerintah Untuk Segera Ditutup


GULA77 - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyatakan pemerintah hingga kini masih kukuh untuk terus melakukan upaya penutupan wilayah lokalisasi. Hal ini dianggap penting karena prostitusi dianggap dapat memantik berbagai permasalahan kompleks di tingkatan masyarakat dengan dampak yang luas. "Pemerintah terus melakukan penutupan lokalisasi prostitusi di seluruh Indonesia.

Pada lokalisasi prostitusi memang terdapat permasalahan yang sangat kompleks, baik berupa eksploitasi seksual, perdagangan manusia, serta tindak kekerasan," kata Khofifah, Minggu, 29 Mei 2016. Khofifah menambahkan, lokalisasi prostitusi di Provinsi Jawa Timur terus berkurang. Kini yang tersisa dan teridentifikasi pemerintah berada di daerah Mojokerto. Pada bulan Juni 2016 mendatang,

Khofifah berharap lokalisasi tersebut bisa dilakukan penutupan. "Lokalisasi prostitusi di daerah Mojokerto ditargetkan pada 1 Juni 2016 ini bisa segera dilakukan proses penutupan," kata dia. Menurut Khofifah, pemerintah tidak hanya melakukan upaya penutupan lokalisasi prostitusi, melainkan menyiapkan perangkat aturan berupa regulasi agar tercipta pola hidup dari tidak sehat beralih menjadi hidup sehat.

Sementara terkait peredaran minuman keras dan minuman beralkohol, kata dia, perlu ditata ulang dengan regulasi yang lebih ketat. "Ini bukan soal pencabutan, melainkan proses regulasi terhadap Peraturan Daerah agar lebih restrik dan berada di kawasan hotel bintang lima. Sehingga, perlu ada revisi sesuai yang ditimbulkan baik kejahatan maupun tindak kekerasan," kata dia.(Viva)

Jakarta Tempo Dulu II
Memiliki Nicole Kidman
Masuk Skuat Olimpiade




Kamis, 26 Mei 2016

Pasar Terbesar di Kota Malang Kebakaran


GULA77 - Pasar Besar di Kota Malang, Jawa Timur, kebakaran pada pukul 03.00 WIB, Kamis, 26 Mei 2016. Proses pemadaman melibatkan belasan mobil pemadam kebakaran berlangsung hingga lebih 12 jam. Pemerintah setempat menyiapkan relokasi sementara bagi pedagang yang kiosnya terbakar. Kepala Dinas Pasar Kota Malang, Wahyu Setianto, mengatakan fokus pemerintah sekarang mendata kios yang terbakar dan menyiapkan lokasi relokasi sementara selama kios mereka dalam pembenahan. Lokasi relokasi disiapkan di barat dan timur Pasar Besar.

"Jika memungkinkan relokasi akan dilakukan besok, lokasinya di sekitar Pasar Besar saja. Ini untuk kios yang terbakar," kata Wahyu Setianto. Dinas belum bisa menghitung berapa banyak kios yang terbakar dan besar kerugian akibat kebakaran itu. Soal ganti rugi masih akan dibicarakan lintas sektor. Selama ini pedagang membayar retribusi sebanyak Rp200 hingga Rp 2.000 per kios per hari. Ada sekitar 1.700 pedagang. “Tetapi tak semua pedagang mau bayar retribusi setiap hari," kata Kepala Pasar Besar, Harianto.

Dari survei kecil, Pemerintah Kota menyebut perputaran uang di Pasar Besar mencapai Rp1 miliar per hari. Pasar Besar menjadi rujukan pedagang dari kota lain di Jawa Timur untuk mencari barang dalam jumlah besar. Kegiatan jual beli berhenti total sepanjang hari akibat kebakaran yang berlangsung lebih 12 jam itu. Sementara itu, Ketua Himpunan Pedagang Pasar Besar Malang, Rif’an Yasin, menyebut ada 5.000 pedagang yang memiliki kios di dalam Pasar Besar. Laporan sementara menyebutkan kebakaran merusak 30 kios di dalam Pasar Besar.

Ratusan pedagang lain menderita kerugian akibat proses pemadaman. Rif’an memperkirakan kerugian mencapai miliaran rupiah. Dari puluhan kios yang terbakar, juga ribuan kios lain yang rusak akibat proses pemadaman api. "Kalau seperti ini bisa miliaran rupiah. Tapi setahu saya sedikit terjadi penjarahan," katanya. Pedagang berharap pemerintah bisa cepat belajar dari kebakaran hari ini. Menurutnya, pedagang sempat melaporkan hydrant air yang tidak berfungsi. Namun laporan itu tidak ditanggapi hingga terjadi kebakaran. Akibatnya mobil pemadam kebakaran harus mengambil air dari hydrant lain yang lokasinya di luar Pasar Besar.(Viva)





Selasa, 24 Mei 2016

2 Pendaki Yang Sempat HIlang di Semeru Akhirnya Ditemukan


GULA77 - Zirli Gita Ayu Safitri (17), pelajar asal Desa Bojong Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, dan Supyadi (27), asal Blok 4 Tegal Lempuyangan Lor, Tegal Gubug, Cirebon ditemukan selamat setelah hilang selama lima hari saat mendaki Gunung Semeru.  Mereka ditemukan dalam kondisi lemas, namun masih bisa berjalan. Proses evakuasi diperkirakan berlangsung selama lima jam. Tim SAR gabungan berhasil menemukan dua penyintas sekitar pukul 16.05 di kawasan air terjun Gunung Boto di Dusun Tawon Songo Desa Pasrujambe Kecamatan Pasrujambe Kabupaten Lumajang.

Kawasan itu berada di luar jalur pendakian dan dikenal sebagai jalur penduduk setempat untuk naik ke Semeru. Tim SAR gabungan masih melakukan evakuasi dan diperkirakan penyintas akan tiba di Dusun Tawon Songo petang ini. "Kondisi penyintas selamat meskipun lemas, mereka masih bisa berjalan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Hendro Wahyono, Selasa 24 Mei 2016. Ketika ditemukan, kondisi penyintas sehat walaupun lemas. Pasokan air dari air terjun Gunung Boto membuat mereka tak mengalami dehidrasi.

Penyintas juga dikabarkan memakan ares atau batang pohon pisang untuk bertahan hidup. Tim SAR memberikan asupan nutrisi untuk memulihkan kondisi mereka sebelum berjalan turun ke Tawon Songo. "Penyintas akan dibawa ke Ranupani. Disana kerabatnya sudah menunggu," katanya. Awalnya pencarian sempat dilakukan di sekitar Sumber Mani dan kawasan Blank 75 yang dikenal memiliki banyak jurang curam. Dua penyintas ditemukan di kawasan air terjun Gunung Boto, kawasan di luar jalur pendakian.(Viva)

Jadi Korban Pengeroyokan
Tom Cruise Jual Mansion
Terancam Dicoret Dari Olimpiade



Minggu, 22 Mei 2016

Hujan Lima Jam, Ribuan Rumah di Empat Kelurahan Kebanjiran


GULA77 - Ribuan rumah di Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan terendam banjir pada Minggu (22/5/2016) pagi. Banjir terjadi akibat air Sungai Walanae meluap karena hujan deras yang terjadi Sabtu 21 Mei 2016 malam.

Ribuan rumah yang terendam banjir berada di empat kelurahan di wilayah kecamatan tersebut. Adapun empat kelurahan itu, yakni Laelo, Salomengraleng, Watalipue, Matirrotappareng. Banjir terparah terjadi di Laelo dan Salomengraleng. Ketinggian air antara 30 sentimeter hingga satu meter.

Sejumlah kendaraan bermotor terlihat mogok saat hendak menerjang lokasi banjir. Warga setempat berharap kepada pemerintah untuk menguncurkan bantuan. "Ketinggin air mencapai satu meter. Saat ini warga kesulitan sembako," kata Arifuddin, warga korban banjir, Minggu (22/5/2016).(Sindo)

Hati-Hati Maraknya Penipuan
Tyga Pesta Dengan Model seksi
Gagal di Piala Thomas





Jumat, 20 Mei 2016

Bripka Seladi, Polisi Yang Memulung Sampah


GULA77 - Nama Bripka Seladi ramai dibicarakan di berbagai media sosial dan juga media massa, baik tulis, radio maupun televisi, dalam beberapa pekan terakhir. Sosoknya sebagai polisi yang tak malu mencukupi kebutuhan keluarga dengan menjadi pemulung, jadi contoh sangat baik di antara berbagai kabar miring akibat ulah segelintir Korps Bhayangkara itu. Tawaran siaran televisi, radio dan agenda wawancara dengan berbagai media pun membanjiri Seladi sehari-hari. Namun sosoknya tetap rendah hati. Tak malu memilah sampah plastik sebagai pekerjaan sampingan untuk mencukupi istri dan tiga anaknya saat ini.

"Maaf ya, ini tadi teman saya yang dinas di Jakarta telepon. Teman lama saya, ternyata masih ingat saya,” kata Bripka Seladi saat ditemui, Jumat, 20 Mei 2016. Siang itu, Bripka Seladi menunjukkan caranya memilah sampah plastik yang menggunung sebuah gudang di Jalan Dr. Wahidin, Kelurahan Klojen Kecamatan Klojen Kota Malang. Sebelumnya, sebuah televisi swasta nasional sengaja datang jauh-jauh dari Surabaya untuk mewawancarai Bripka Seladi lengkap dengan gudang tempatnya menyimpan sampah. Bripka Seladi mendapat izin dari Kasat Lantas Polres Malang untuk menerima wawancara seusai tugasnya di Unit SIM, Satlantas Polres Malang Kota.


"Banyak agenda wawancara, juga undangan dari teman lama. Minggu besok juga ada undangan dari DPR RI di Jakarta. Saya sebagai pelayan masyarakat wajib melayani semuanya,” kata Seladi. Pria berusia 57 tahun kelahiran Desa Jogomulyan Kecamatan Tirtoyudho Kabupaten Malang Jawa Timur itu tidak sedang bercanda. Semua permintaan awak media dipenuhi di sela-sela tugasnya di Unit SIM Polres Malang Kota. Begitupula komunikasi dari karibnya di telepon monokrom miliknya yang nyaris tak berhenti berdering ketika Seladi sedang bebas tugas. "Semua sudah ada rezeki dan tugasnya. Kalau saya diberikan kemampuan ini, ya berarti ini tugas saya. Tidak boleh sombong, kalau ada yang menghina kantongi saja dan dibuang,” kata Seladi mengingat nasihat ibunya.

Ketenarannya seolah menjadi buah manis di akhir masa jabatannya sebagai aparat Kepolisian. Sejak lulus dari Lembaga Pendidikan Brimob di Watu Kosek tahun 1978, Bripka Seladi mulai membaktikan diri sebagai pengayom masyarakarat di banyak unit. Mulai dari unit Sabhara, penugasan ke Timor Timur (sekarang Timor Leste), bertugas di bagian BPKB di Samsat, hingga bertugas di unit Lantas lima tahun terakhir. Namun cara hidupnya tetap sederhana. Bripka Seladi benar-benar tak ingin menyalahgunakan jabatan dan tugasnya sebagai aparat kepolisian untuk kepentingan pribadinya.


Dia pun memilih tetap menggunakan sepeda angin milik bapaknya sejak tahun 1980an dibanding menggunakan kendaraan dinas yang disediakan Polres. Untuk menambah pemasukan dia mulai memulung sejak tahun 2004 hingga saat ini. "Saya tak mau salah menggunakan. Banyak pemberian uang atau benda selalu saya tolak. Mereka berterima kasih karena sudah saya bantu sebagai Polisi. Saya tak mau itu. Ini sudah tugas saya,” kata Seladi. "Saya memulung menggunakan baju layaknya pemulung, bahkan kawan-kawan saya di kepolisian sering tidak tahu jika itu saya. Saya juga akan bertugas sebagai polisi sesuai kewajiban dan tugas saya,” katanya.(Viva)

Lurah Beji Diperiksa
Drake Bangun Rumah Mewah
Tim Thomas Indonesia ke Final 





Rabu, 18 Mei 2016

Kaos Bergambar Logo Palu Dan Arit Ditemukan di Luwu


GULA77 - Satu lagi kaos berwarna hitam dengan logo palu arit berwarna merah, di atasnya ada gambar bintang disertai gambar salah satu pemimpin di China, Asia Timur ditemukan di Belopa, Kabupaten Luwu. Baju tersebut ditemukan oleh MR dari salah seorang penjual cakar yang selama ini berjualan di Belopa. Menurut keterangan MR, baju tersebut sudah dimilikinya jauh hari sebelum isu PKI kembali merebak di tengah masyarakat dan media sosial. "Baju ini sudah lama, saya suka karena di atasnya ada gambar Bintang mirip ikon film Star Wars.

Setelah isu Palu Arit heboh saya lihat baju itu ternyata ada logo palu aritnya. Sementara di belakangnya ada tulisan mirip tulisan China. Saya dapatkan ini sudah lama dari penjual Cakar di Pasar Belopa," tutur MR, Rabu (18/5/2016). Paska hebohnya berita akan bahaya hadirnya Partai Komunis Indonesia (PKI) yang berlambang palu arit, dirinya enggan lagi menggunakan pakaian tersebut. Bahkan MR ingin menyerahkan Baju tersebut ke Polres Luwu agar tidak menjadi masalah bagi dirinya dikemudian hari.

"Saya tidak mau ada apa-apa hanya karena persoalan baju ini, untuk itu saya menginginkan agar baju ini diambil pihak kepolisian saja, saya takut menggunakanya," katanya.
"ini juga saya sampaikan ke media agar pihak berwajib tahu bahwa saya bukan pengikut PKI hanya kebetulan saja memiliki baju yang mirip logo PKI," tambahya. Kapolres Luwu, AKBP Ahmad Yanuar Insan, usai Apel Gabungan operasi patuh mengatakan belum mengetahui terkait temuan baju di atas. "Saya baru dengar, nanti saya minta anggota cari tahu," katanya.

Terkait penindakan atau pun antisipasi akan muncuknya PKI di Indonesia khususnya di Kabupayen Luwu, Kapolres Luwu menegaskan jika mereka serius untuk meberantas PKI jika ada di Kabupaten Luwu. Menurutnya, saat ini pihaknya belum mendapatkan informasi adanya gerakan PKI di Kabupaten Luwu, namun pihaknya intens melakukan pemantauan soal itu. "Kami serius untuk memantau ini, apalagi sudah ada perintah dari pimpinan. Terkait pencegahan dan pemberantasan tentu kita akan kordinasikan dengan Dandim serta pihak kejaksaan, karena merupakan tugas bersama," pungkasnya.(sindo)

Jadi Pabrik Ekstasi
Musisi Dan Pencipta Lagu
Anthony di Piala Thomas



Senin, 16 Mei 2016

Tidak Sanggup Bayar Biaya Persalinan, Bidan Tahan Bayi Pasien


GULA77 - Seorang oknum bidan di Palembang, Sumatera Selatan, dilaporkan ke polisi gara-gara meminta tebusan uang sebesar Rp20 juta atas biaya persalinan seorang ibu. Sang ibu adalah warga miskin dan tak sanggup membayar uang sebanyak itu. Dia pun tak boleh membawa pulang bayi laki-lakinya. Ibu malang itu diketahui bernama Triani (42 tahun), warga kawasan Kalidoni, Kota Palembang. Dia bersalin di tempat praktik DW di kecamatan setempat pada 31 Januari 2016.

Bayi anak Triani sudah ditahan di tempat praktik DW selama 40 hari. Sang ibu diminta pulang dan tidak boleh membawa bayinya, kecuali membayar Rp20 juta. “Yang membuat sakit hati saya, oknum bidan itu mau menjual anak saya jika tidak membayar uang tebusan. Anak saya sudah usia tiga bulan di sana, sekarang masih ditahan,” kata Triani saat melapor kepada petugas di Markas Polresta Palembang pada Senin, 16 Mei 2016.

Oknum bidan DW pun sempat membuat perjanjian dengan korban untuk membayar biaya persalinan itu secara dicicil. Meski sudah dicicil, anak Triani tak kunjung diserahkan. “Rinciannya, biaya operasi cesar Rp9 juta dan biaya perawatan sebesar Rp125 ribu per hari, selama dirawat 40 hari. Jadi totalnya Rp20 juta. Sudah saya cicil, tapi anak saya tetap tak boleh pulang, katanya menunggu cicilan selesai. Kami ini hanya orang tak mampu,” kata Triani.

Ketua Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Palembang, Adi Sangadi, menyesalkan tindakan Bidan DW. Sebagai seorang bidan, DW tak seharusnya menahan anak pasien, apalagi dilatarbelakangi biaya. “Anak itu masih bayi dan butuh perawatan dari orang tuanya. Harusnya hal itu tidak boleh dilakukan,” ujar Adi, saat mendampingi korban melapor kepada polisi.

 Adi mengingatkan bahwa oknum bidan itu telah melanggar etika dan sumpah profesi. Adi mempertimbangkan untuk meminta pencabutan izin praktik bidan DW. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Palembang, Komisaris Polisi Maruly Pardede, menjelaskan bahwa penyidik pada Unit Perlindungan Perempuan dan Anak tengah memproses laporan korban. Bidan DW segera diperiksa untuk mengonfirmasi laporan korban.(Viva)

Misteri Kasus Pembunuhan
Kylie Dengan Scott Disick
Dani Tetap di Honda




Minggu, 15 Mei 2016

Air Terjun Dua Warna Longsor, 20 Mahasiswa Hilang


GULA77 - Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Deli Serdang, Sumatera Utara, berhasil mengevakuasi 56 orang, dari 76 orang wisatawan korban longsor di Air Terjun Dua Warna, Sibolangit, Sumatera Utara, Minggu malam, 15 Mei 2016.

 Kini, seluruh korban yang selamat sudah ditampung di posko BPBD Deli Serdang, di Bumi Perkemahan, Sibolangit. Sedangkan 20 orang lagi masih dalam proses pencarian tim rescue BPBD Deli Serdang.

Korban longsor tersebut mayoritas adalah mahasiswa yang sedang menikmati liburan di air terjun, dengan nama lain Air Terjun Telaga Biru Sibolangit. "Jumlah mahasiswa semua 76 orang dan yang sudah dievakuasi  56 orang dan belum ditemukan 20 orang," ungkap Darwin Surbakti, Sekretaris BPBD Deli Serdang.

Darwin menjelaskan ke-76 korban merupakan mahasiswa asal kota Medan, dari Sekolah Ilmu Kesehatan (Sikes) Flora Medan sebanyak 23 orang, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) berjumlah 5 orang.

Kemudian, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (FH USU) sebanyak 5 orang, GMKI Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) USU sebanyak 28 orang dan warga kompleks Adam Malik 28 orang. "Untuk 20 orang lagi, masih proses pencarian tim kita sampai saat ini," kata Darwin.(Viva)

Uang Untuk Berobat
Aaron Carter Bangkrut
Peter Pouly Pensiun




Jumat, 13 Mei 2016

Warga Diterkam Buaya Saat Menarik Batang Kayu Gelondongan di Sungai


GULA77 - Badan SAR Nasional (Basarnas) merilis seorang warga Desa Pembeliangan Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara diterkam buaya saat menarik batang kayu gelondongan di sungai yang banyak dihuni buaya ganas itu. Kepala Basarnas Kabupaten Nunukan, Octavianto di Nunukan, Selasa malam mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat adanya warga yang diterkam buaya sekitar pukul 19.43 wita.

Warga bernama Krisman (40) yang menjadi korban tersebut sedang mandi di sungai setelah mengambil kayu bersama istrinya bernama Simang (30) di Sungai Sebuku sekitar 100 meter dari Gunung Patah Tenggaruk Desa Pembeliangan Kecamatan Sebuku. Berdasarkan laporan yang diterima, Octavianto menerangkan kejadian itu berlangsung sekitar pukul 15.00 wita dimana korban bersama istrinya usai mengambil kayu menggunakan perahu kayu tiba-tiba diterkam buaya yang belum diketahui ukurannya sampai sekarang.

Sehubungan dengan hal itu, Basarnas setempat langsung menuju lokasi kejadian melakukan pencarian namun dihentikan sementara pada malam itu juga sekitar pukul 21.00 wita dan dilanjutkan esok hari, Rabu (11/5). Octavianto menambahkan, istri korban yang beralamat RT 01 Desa Pembeliangan ini saat ini belum dapat dikonfirmasi kronologis kejadiannya karena masih dalam kondisi trauma karena suaminya diterkam buaya di depan matanya.

 "Informasi yang kami peroleh, korban bersama istrinya sedang menarik kayu yang hanyut menggunakan perahu kayu. Tiba-tiba seekor buaya menerkamnya dan ditenggelamkan masuk sungai yang memang banyak dihuni buaya itu," terang Octavianto. Informasi lain yang diperoleh dari warga setempat bernama Melania Widya menyebutkan, dirinya mendapatkan informasi dari pemerintah setempat bahwa korban diterkam buaya saat sedang mandi di sungai usai mengambil kayu tidak jauh dari lokasi kejadian.(analisa)

Proyek Trotoar Dikorupsi
Bertabur 100 Ribu Swarovski
Indonesia Open 2016





Kamis, 12 Mei 2016

Banjir Bandang di Kalsel, Tiga Orang Meninggal


GULA77 - Tiga orang tewas saat banjir bandang yang menerjang sejumlah wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Selasa, 10 Mei 2016, pukul 03:00 WIT. Banjir bandang melanda Dusun Batugah, Desa Sengayam, Kecamatan Pamukan Barat, Kabupaten Kotabaru, Kalsel. "Tiga orang meninggal dunia dan 1 orang belum ditemukan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan pers Kamis malam, 12 Mei 2016.

Setidaknya 151 unit rumah rusak ringan, 14 unit rumah rusak berat dan 251 KK (907 jiwa) terdampak banjir. Peristiwa tersebut juga menyebabkan satu jembatan tidak dapat dilalui karena terjadi rekahan. Banjir bandang yang menerjang sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan ini terjadi akibat hujan deras yang terjadi selama dua hari berturut-turut. "Tim TRC BPBD Kotabaru, bersama Kodim 1004 KTB, Polres Kotabaru dan Basarnas melakukan pencarian korban hilang," ujarnya.

Saat ini, BPBD setempat langsung bergerak dengan memberikan bantuan logistik berupa mie instan, minuman kemasan dan makanan. "Kepala BNPB, Willem Rampangilei, telah memerintahkan Tim Reaksi Cepat BNPB untuk memberikan pendampingan BPBD. Penanganan darurat dilakukan untuk pencarian korban hilang dan pemberian kebutuhan dasar bagi pengungsi," terang Sutopo. Lebih lanjut Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, masyarakat diimbau untuk selalu waspada dengan cuaca ekstrem selama musim peralihan yang sering terjadi hujan berintensitas tinggi.(Viva)





Selasa, 10 Mei 2016

Karena Kaos Pecinta Kopi indonesia, Dua Aktivis Diamankan Polisi


GULA77 - Dua orang aktivis Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Maluku Utara ditangkap kepolisian lantaran menggunakan kaos bertuliskan Pecinta Kopi Indonesia (PKI). Kaos berwarna merah, yang menampilkan bentuk gambar gelas kopi, serta sebuah palu yang menyerupai sendok dan gagang gelas yang terlihat seperti arit, dituding sebagai kaos bermuatan komunisme.

Ketua Badan Pengurus Harian Aliansi Masyarakat Adat Munadi Kilkoda mengakui ada penangkapan kedua anggotanya, Adlun Fiqri dan Supriyadi Sawai. Saat ini keduanya diamankan di Polres Ternate. "Penahanan tersebut dengan alasan menggunakan kaos Pecinta Kopi Indonesia. Hanya itu aparat lalu melihat mereka sebagai penyebar paham komunis," kata Munadi saat dihubungi, Rabu 11 Mei 2016.

Salah seorang yang ditangkap, Adlun Fiqri, merupakan mahasiswa Universitas Khairun yang beberapa waktu lalu sempat membuat heboh dan diamankan kepolisian lantaran mengunggah video berjudul Kelakuak Polisi Minta Suap di Ternate di jejaring sosial Youtube. Dalam laman Instagramnya, Adlun Fiqri memang mengunggah fotonya menggunakan kaos bertuliskan PKI berwarna merah. "Apa saya akan ditangkap Pak Dandim karena kaos ini?" tulis Adlun, Selasa 10 Mei 2016.(Viva)





Minggu, 08 Mei 2016

Pemuda Yang Diduga Duduki Kepala Patung Pahlawan Diamankan



GULA77 -  Ismed Banda (18), pemuda asal Desa Sumber Agung, Bandar Betsy I, Nagori Tanjung Hataran, Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun, diamankan oleh satuan Koramil Pardagangan, Minggu (8/5/2016). Ismed diduga sebagai salah satu dari sejumlah remaja yang berpose duduk di atas kepala patung pahlawan di Tugu Letda Sujono di Perkebunan PTPN III, Kebun Bandar Betsi, Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Pemuda yang hanya lulus Sekolah Menengah Pertama ini diamankan di Desa Lamidur oleh satuan Koramil setelah melakukan pencarian selama dua hari. 

Menurut Komandan Koramil Pardagangan Kapten Inf Aladi Siahaan, pemuda ini akan diserahkan ke Polsek Pardagangan. "Kami hanya mencari tahu keberadaan siapa yang ada dalam foto tersebut, setelah itu akan kita serahkan ke Polisi," ujarnya. Saat diwawancarai, Ismed mengaku bahwa dirinya datang setelah dipanggil oleh tokoh masyarakat karena aksi fotonya yang menduduki patung Letda Sujono. "Dipanggil tadi sama orangtua disini. Saya diantar orangtua saya ke sini. Ini ketemu sama Bapak-bapak ini," ujarnya. Ismed yang juga mengunggah foto tersebut ke Facebook mengaku tidak tahu-menahu mengenai sosok Letda Sujono. 

Aksi foto-foto bersama kawan-kawannya di tugu tersebut, lanjut Ismed, hanya untuk bersenang-senang saja. "Untuk seru-seruan aja bang, saya tidak tahu siapa Letda Sujono dan patung-patung yang lain itu," ujarnya. Ismed pun mengaku menyesal melakukan hal tersebut. "Enggak lagi, Bang. Nyesal saya. Karena tidak tahu saya makanya saya menaiki patung itu," ujarnya. Saat ditunjukkan beberapa foto lain yang juga beredar di media sosial, dia menegaskan bahwa dia tidak mengenal orang-orang yang ada di dalam foto tersebut.  "Enggak kenal aku siapa yang dalam foto itu, bukan kawan-kawanku itu. Kurasa orang pendatang itu," ujarnya. 

Sebelumnya diberitakan, pemilik akun Fani mengunggah foto-foto sejumlah remaja duduk di atas patung pahlawan pada akun Facebook-nya tertanggal 26 April. "sungguh tidak punya otak dan moral manusia seperti ini,..MOHON DI SHARE AGAR MEREKA DI TANGKAP OLEH PIHAK YG BERWAJIB," tulis Fani, Sabtu (7/5/2016). Letda Sujono yang bertugas sebagai anggota pengamanan Perusahaan Perkebunan Karet Negara IX Bandar Betsy gugur saat mempertahankan areal kebun dari upaya perebutan paksa oleh massa Barisan Tani Indonesia (BTI) yang merupakan organisasi sayap Partai Komunis Indonesia (PKI). Letda Sujono kala itu anggota TNI berpangkat Pembantu Letnan Satu (Peltu). Peristiwa yang terjadi pada 14 Mei 1965 itu dikenal dengan nama “Peristiwa Bandar Betsy”.(Tribun)





Sabtu, 07 Mei 2016

Pabrik Sandal Dan Sepatu New Era Kebakaran


GULA77 - Pabrik sandal dan sepatu PT New Era Rubberindo di Jalan Mayjen Sungkono 61-65, Desa Prambanan, Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, terbakar hebat pada Sabtu sore, 7 Mei 2016. Hingga malam, mobil pemadam kebakaran dari Gresik dan Surabaya masih berjibaku melakukan pemadaman. Menurut petugas keamanan pabrik, Paidi (70 tahun), api mulai membakar gudang bagian sandal jepit di IM2 nomor 10 dan 11. Waktu itu, pekerja teknik sedang melakukan kegiatan mengelas di bagian atas gudang.

Diduga, percikan api di ujung las mengenai busa yang jadi bahan sandal. Memang, di lantai gudang banyak bertumpukan busa atau spon. Karena mudah terbakar, percikan api dari las langsung memunculkan api besar. Gudang nomor 10 dan 11 pun terbakar. "Yang terbakar gudang penyimpanan bahan karet," kata Paidi kepada wartawan. Tiga mobil pemadam kebakaran dari Pemkab Gresik, satu PMK milik PT Semen Indonesia, dan satu unit PMK dari Petrokimia, berjibaku melakukan pemadaman.

Tapi api sulit dipadamkan karena terhambat suplai air. Akibatnya, api merambat dan membakar tiga gudang lainnya. Total lima bangunan pabrik terbakar. Satu bangunan merupakan kantor manajemen, sedangkan sisanya gudang penyimpanan bahan baku sandal dan sepatu. Belum ditemukan adanya korban jiwa dalam kebakaran ini. Kebetulan karyawan banyak yang libur. Sementara kerugian material diperkirakan mencapai miliaran rupiah. "Semoga kebakaran cepat padam," kata Manager HRD PT New Era, Hasan Olah.(Viva)

Melakukan Pesta Seks
Taylor Swift Produktif
Menyedot Ribuan Penonton




Jumat, 06 Mei 2016

Ditemukan Bayi Laki-Laki Dibawah Pohon Mahoni Disaat Motor Kehabisan Bensin


GULA77 - Sejumlah warga yang ada di Desa Taman, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur geger. Pasalnya, ada bayi laki-laki di bawah pohon mahoni tepi jalan desa setempat. Diduga bayi malang tersebut sengaja dibuang orangtuanya di lokasi. Kini, bayi malang yang diperkirakan berusia tujuh hari ini dirawat di ruang anak RSUD Sampang. Kasus penemuan bayi yang mempunyai berat 1,4 kg dengan panjang 40 cm itu berawal ketika, H Abd Hamid (50) warga desa Panyepen, Kecamatan Jrengik mendorong motornya karena kehabisan bahan bakar.

Lalu Hamid mencari penjual bensin eceran di pinggir jalan. Namun, sesampai di TKP dia melihat kardus. Setelah didekati, rupanya di dalam kardus ada bayi laki-laki. Kemudian Hamid memberitahukan pada warga sekitar. Masyarakat pun langsung mendekat ke lokasi untuk melihat bayi. Warga tidak ada yang tahu siapa orang tua dari bayi tersebut. Selanjutnya Hamid membawa pulang bayi yang masih bernyawa ini dan melaporkan ke Polsek Jrengik.

“Saya sudah laporkan penemuan bayi pada polisi. Saya juga telah menyerahkan bayi itu pada petugas. Tega benar orangtuanya yang membuang bayi tak berdosa,” terang Hamid pada wartawan, Minggu (5/5/2016). Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang, dr Firman Pria Abadi, membenarkan adanya penemuan bayi tersebut. Ia mengaku, sekarang bayi laki-laki itu berada di rumah sakit setempat. “Kondisi bayi normal, saat ini sedang mendapatkan perawatan medis,” ungkap Firman.(Sindo)

Sindikat Narkoba Diringkus
Justin Bieber Bikin Marah
Izin Dicabut WADA



Kamis, 05 Mei 2016

Sorong - Raja Ampat Butuh Transportasi Kapal Cepat


GULA77 - Pemerintah Provinsi Papua Barat diminta membantu penyediaan kapal cepat melayani julur transportasi masyarakat dari Kota Sorong menuju Kabupaten Raja Ampat yang merupakan daerah tujuan pariwisata. "Guna menunjang kelancaran transportasi masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Raja Ampat, Pemprov Papua Barat perlu membantu Pemkab Raja Ampat dalam penyediaan kapal cepat," kata pemerhati di Raja Ampat, Venina Watem di Sorong, Kamis (5/5).

Dia mengatakan, masyarakat Kabupat Raja Ampat saat ini membutuhkan kapal cepat yang melayani rute pelayaran Sorong-Raja Ampat setiap hari, bukan festival wisata yang akan digelar Dinas Pariwisata Oktober nanti hanya menghabiskan anggaran. Kabupaten Raja Ampat, kata dia, sudah terkenal di dunia internasional dan setiap hari ada wisatawan asing yang berkunjung. Permasalahan saat ini transportasi terbatas dan biaya wisata cukup tinggi.

Karena itu, lanjut dia, pemerintah provinsi harus membantu pemerintah daerah untuk membeli kapal cepat serta menurunkan biaya wisata agar wisatawan banyak yang berkunjung ke Raja Ampat. Ia menyampaikan, selama ini transportasi laut dari Sorong menuju Kabupaten Raja Ampat oleh pihak swasta seperti PT Belibis. Kapal cepat milik perusahaan itu melayani pelayaran Kota Sorong menuju Kabupaten Raja Ampat ditempuh selama dua jam.

Kapal cepat PT Belibis dua kali melayani pelayaran dari Kota Sorong menuju Kabupaten Raja Ampat dalam sehari. Harga tiket Kapal tersebut untuk kelas bisnis seharga Rp220 ribu dan kelas ekonomi seharga Rp130 ribu per orang. "Masyarakat Kabupaten Raja Ampat menilai tarif tersebut tinggi sehingga mereka menginginkan pemerintah daerah maupun provinsi mengadakan kapal cepat dengan tarif lebih murah yang dapat dijangkau oleh masyarakat ekonomi lemah," ujarnya.(beritasatu)





Selasa, 03 Mei 2016

Dosen UMSU Tewas Digorok Mahasiswanya di Kampus


GULA77 - Mantan Dekan Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (FKIB UMSU), Nuraini (50), ditemukan tewas bersimbah darah, Senin (2/5) sore. Korban ditemukan terluka parah dengan luka tusukan setelah digorok menggunakan pisau oleh pelaku di sebuah kamar mandi Kampus UMSU Jl Mukhtar Basri Medan, Sumatera Utara (Sumut). "Motif dari pembunuhan itu belum dapat diketahui secara pasti. Korban masih dosen.

Namun, pelaku diduga mengidap gangguan kejiwaan," kata seorang dosen UMSU, Anang Anas Azhar. Anang merupakan salah satu saksi yang melihat korban berlumuran darah saat keluar dari kamar mandi di kampus tersebut. Saat itu, dia masih melihat korban masih bernyawa. "Saat itu, saya baru turun dari lantai dua kampus sehabis memberikan mata kuliah. Saya mendengar suara kran air sangat deras dan melihat mantan dekan kami itu keluar kamar mandi," katanya.

 Anang juga melihat seorang mahasiswa yang diduga dari fakultas ekonomi berlari setelah kejadian. Pakaian dan tangan oknum mahasiswa itu juga terlihat ada bercak darah. "Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum (RSU) Imelda. Namun, dalam perjalanan korban tidak tertolong lagi. Korban meregang nyawa. Pelaku juga sudah diamankan mahasiswa dan security, kemudian diserahkan ke polisi setibanya di lokasi kejadian. Kejadiannya sangat mengerikan," sebutnya.(beritasatu)





Minggu, 01 Mei 2016

Peringati May Day,Ribuan Buruh Berziarah ke Makam Marsinah


GULA77 - Peringatan hari buruh di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, diwarnai dengan ziarah makam Marsinah. Sepanjang pagi hingga siang, rombongan buruh terus berdatangan silih berganti untuk berdoa dan menabur bunga di makam Marsinah.Termasuk di antaranya adalah teman-teman Marsinah, sesama buruh yang dulu dibela oleh Marsinah, hingga akhirnya Marsinah kehilangan nyawanya. Marsinah dimakamkan di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro,  Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Ngusmar, salah seorang rekan Sarinah mengatakan, dirinya dulu adalah pimpinan serikat buruh di perusahaan tempat Marsinah bekerja, di Sidoarjo. Saat itu, Ngusmar memimpin teman-temannya untuk berunjukrasa menuntut perbaikan kesejahteraan. Sedangkan Marsinah bertugas di dalam pabrik, untuk mengkoordinir teman-temannya sesama buruh. Namun, tanpa sebab yang jelas para pimpinan serikat kerja dipanggil ke kantor kodim dan diinterogasi. Usai diinterogasi, mereka di PHK di kodim. Mendengar hal tersebut, Marsinah yang tidak terima mendatangi perusahaan dan mendesak teman-temannya untuk dipekerjakan kembali.

Karena tuntutannya tidak dipenuhi, Marsinah bermaksud pergi ke Surabaya dan mengadukan perusahaan ke pamannya. Paman Sarinah adalah jaksa. Tanpa diduga, setelah diantar oleh temannya menaiki angkutan umum, Marsinah tiba-tiba menghilang dan beberapa hari kemudian ditemukan tewas di perbatasan antara Kabupaten Nganjuk dengan Kabupaten Madiun.  Hingga kini, siapa pembunuh Marsinah masih belum dapat diungkap. Teman-teman Marsinah berharap, pemerintah menetapkan Marsinah sebagai pahlawan buruh nasional. (sindo)

Tanam Ganja Ditangkap
Area Intim Paris Hilton
Harapan Pembalap Cilik